Kita wajib meningkatkan derajat iman dan takwa kita kepada Allah setiap waktu. Di antara wasilah atau sarananya adalah dengan menguatkan kesadaran terhadap sunnatullah.

Hari jumat ini bertepatan dengan tanggal 11 September. Tanggal yang diperingati dunia barat, khususnya Amerika, sebagai hari penyerangan terhadap menara kembar WTC, New York. Di satu sisi peristiwa tersebut sangat menyudutkan umat Islam. Namun dibalik opini negative dan sikap kurang bersahabat yang diterima oleh umat Islam, terdapat hikmah yang besar. Replubika.co.id menyebutkan bahwa pasca peristiwa 11 September 2021, umat Islam di AS justru 20.000 orang dan jumlah masjid juga meningkat menjadi 2500 mesjid. Banyak orang barat penasaran sehingga mempelajari Islam pasca peristiwa yang memojokkan kaum muslimin. Dari sana, banyaklah yang diantara mereka yang memeluk Islam. Ini merupakan bukti keberenaran sunnatullah dalam firman-Nya;

إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا

Syaratnya adalah kaum muslimin dalam kondisi sulit mereka, tetapi tidak meninggalkan Islam. Mereka harus istikhamah dalammenjalankan perintah Al-Quran dalam surat Al-Hajj ayat 77:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا ارْكَعُوْا وَاسْجُدُوْا وَاعْبُدُوْا رَبَّكُمْ وَافْعَلُوا الْخَيْرَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ ۚ

“Wahai orang-orang yang beriman! Rukuklah, sujudlah, dan sembahlah Tuhanmu; dan berbuatlah kebaikan, agar kamu beruntung.” Q.S Al-Hajj : 77.

Mempertahankan iman, mendirikan shalat (rukuk dan sujud), serta bersikap baik dengan lingkungan sekitar.

Sunnatullah إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا menjadi penghias dakwah Islam sepanjang sejarah. Diawal dakwah Rasulullah SAW, semua mengetahui kebengisan kaum Quraisy. Akan tetapi, bersama derita kesulitan perjuangan dan mempertahankan iman, Allah memberikan kemudahan kepada Rasulullah SAW dan sahabat lewat masuk Islamnya dedengkot Quraisy seperti Umar, Hamzah, Khalid, Ikrimah bin Abi Jahal, termasuk Abu Sufyan pada hari fathu Makkah. Bahkan bersama istrinya Hindun turut memenangkan perang Yamuk yang membebaskan Suriah.

Contoh lain adalah pasca perang salib dimana banyak orang Eropa masuk Islam. Mereka terpikat dengan akhlak Solahuddin al-Ayubi. Kemudian pasca penghancuran Baghdad leh tatar, justru tidak sedikit pemimpin Tatar yang akhirnya masuk Islam. Dalam konteks Indonesia pasca G-30 S PKI tahun 1965, umst Islam juga bertambah secara kuantitas dan kualitas.

Karena itu, bila saat ini terdapat pandagan yang menyudutkan Sumbar (Minang) yang mayoritas warganya beragama Islam, dimana mereka dianggap seolah-olah kurang pancasilais, serta stigma negatif terhadap orang-orang baik dan saleh (good looking) yang hafal Al-Quran, maka semua itu pasti akan berakhir dengan kebaikan bagi Islam.

Yang penting kaum muslimin istikamah dalam Islam. Memelihara iman disertai ibadah vertical dan sosial. Bila hal itu dilakukan, insya Allah kemudahan demi kemudahan akan terwujud.

Mengutip Ibnu Abbas dalam Tafsir Arrazi, إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا adalah ayat jaminan akan adanya kemudahan bagi perjuangan dakwah.

Ayat tersebut menggunakan tiga penekanan (konfirmasi):

Pertama, taukid inna (sesungguhnya).

Kedua, bahwa kata kesulitan (لْعُسْرِ) dinyatakan dalam bentuk makrifat yang bermakna terlokalisasi, sedang kata kemudahan (يُسْرًا) berbentuk nakirah; tidak terlokalisir, secara terbatas tapi bersifat umum.

Ketiga, pengulangan yang menegaskan bahwa kemudahan yang umum selalu menyertai kesulitan yang terlokalisir. Ditambah bahwa jarak antara kesulitan dengan pertolongan Allah pasti terwujud selama umat Islam istikamah dalam menebar kebaikan.