Oleh: Andang Heryahya, M.Pd.I.,M.Pd
(Mahasiswa Program Doktor di UNJ dan Koordinator Pendidikan Pesantren Tahfizh Quran MDF)
Para pembaca yang berbahagia, sebagai pengantar dari tulisan sederhana ini mari kita baca pesan Allah SWT dalam surat Al Imron ayat 14 sampai 17, Allah SWT berfirman:
“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang di-ingini, berupa: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga). Katakanlah, ‘Inginkah aku kabarkan kepadamu apa yang lebih baik dari yang demikian itu?’ Untuk orang-orang yang bertakwa (kepada Allah), pada sisi Tuhan mereka ada surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya. Dan (mereka dikaruniai) istri-istri yang disucikan serta keridhaan Allah. Dan Allah Maha Melihat akan hamba-hambaNya. (Yaitu) orang-orang yang berdoa, ‘Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah beriman, maka ampunilah segala dosa kami dan peliharalah kami dari siksa neraka. (Yaitu) orang-orang yang sabar, yang benar, yang tetap taat, yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah), dan yang memohon ampun di waktu sahur.”
Dalam Tafsir Ibn Katsir dijelaskan bahwa Allah telah memberitahukan berbagai jenis kenikmatan yang dijadikan indah bagi manusia dalam kehidupan dunia, yaitu wanita dan anak-anak, harta berupa emas, perak dan lain-lain. Allah memulai dengan wanita karena ia merupakan fitnah paling berat. Rasulullah SAW bersabda “Tiada aku tinggalkan fitnah yang lebih berbahaya bagi kaum laki-laki dari pada (fitnah) wanita”.
Demikian juga dengan harta kekayaan, terkadang berujung kepada kemegahan dan kesombongan. Perilaku tersebut tentunya sangat di cela. Namun disisi yang lain, harta kekayaan-pun dapat dijadikan untuk berinfak kepada karib kerabat, sarana silaturahim dan digunakan untuk tujuan yang baik lainnya. Harta demikian dipuji oleh Allah SWT.
Dalam ayat 16 dan 17 Allah SWT Yang Maha Suci lagi Maha Agung menyifati hamba-hamba-Nya yang bertaqwa, dan Dia menjanjikan kepada mereka pahala yang banyak. Allah berfirman orang-orag yang berdoa Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah beriman kepada-Mu, kitab-Mu dan Rasul-Mu maka ampunilah dosa-dosa kami melalui keimanan kami kepada-Mu dan kepada hukum yang telah Engkau syariatkan kepada kami.
Kemudian, penggalan terkahir dari ayat tersebut diatas, menunjukan keutamaan beristigfar di waktu dini hari. Rasulullah SAW bersabda “Allah Yang Maha Suci lagi Maha Agung turun ke langit dunia pada setiap malam, yaitu ketika masih tersisa sepertiga malam terakhir. Dia berfirman ‘adakah yang meminta akan Aku beri, adakah yang berdoa akan Aku kabulkan dan adakah yang beristigfar maka akan Aku ampuni”
Para pembaca yang dirahmati Allah, kesempatan terbaik itu Alhamdulillah masih Allah berikan kepada kita. Beberapa jam ke depan Insya Allah kita akan tiba memasuki malam dan akan melewati di sepertiga malam. Allah SWT menanti kita. Kita belajar bersama-sama untuk mengoptimalkan di waktu terbaik tersebut. Bangun dan berdoa sehabis tidur, kemudian bergegas mengambil air wudhu, beristigfar memohon ampun kepada Allah SWT lalu berdzikir, berdiri ruku dan sujud. Kemudian berdoa dengan penuh kesungguhan dan penuh keyakinan, apa yang kita minta yakin Allah akan memberinya, apa yang kita panjatakan yakin seyakin-yakinnya pasti akan Allah SWT kabulkan. Kemudian, ditutup dengan membaca Al Quran. Kurang lebih selama satu jam setengah mulai dari sholat sampai membaca Al Quran, bahkan bisa lebih dari waktu itu. Waktu terbaik kita “dedikasikan” hanya untuk Allah SWT, Tuhan yang Maha Pengasih dan Penyayang Tuhan yang Maha Memberi Perlindungan dan Pertolongan.
Ibarat seseorang yang mau bekerja sebagai karyawan baru, ia terlebih dahulu harus mengikuti proses seleksi wawancara dan harus mempersipakan segala sesuatunya agar dapat mengikuti wawancara dengan baik. Sudah bisa dipastikan, jika yang bersangkutan tidak mempersiapkan bahkan tidak mengikuti wawancara, maka kemungkinan besar tidak akan dapat diterima sebagai karyawan. Begitu juga dengan penjelasan diatas, waktu terbaik di sepertiga malam untuk ‘proses wawancara’ kita dengan Allah SWT. Wawancara yang insya Allah akan menghadirkan kecintaan Allah SWT, mendatangkan keselamatan, keberkahan dan kebahagiaan. Syarat terberatnya adalah mengalahkan rasa ngantuk dan nikmatnya tidur. Ingatan kita harus terus dilatih, bahwa ada yang lebih baik daripada nikmatnya dunia.
Dunia dan se-isinya yaitu wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang tidak boleh mengalahkan keindahan dan kenikmatan yang hakiki. Hati-hati ketika berinterkasi dengan harta tentunya harus menjadi prioritas. Banyak contoh manusia yang tumbang dan gagal ketika berhadapan dengan dunia. Tidak sedikit manusia yang celaka diakhir masa hidupnya karena terlalu menggenggam dunia di dalam hatinya. Ia lebih memilih membangga-banggakan harta dan lain-lain, ketimbang memperbanyak sedekah dan infak. Lebih senang membeli barang mewah, membangun rumah megah atau memilih menyimpan uang menumpuk di tabungan tanpa dimanfaatkan, daripada ikut berpartisipasi aktif membiayai pembanguan sekolah pondok pesantren atau menjadi orang tua asuh pendidikan tahfizh anak yatim. Bahkan ada yang terjebak menjadikan dakwah sebagai bisnis, menjadi sumber pendapatan, bukan sebaliknya bisnis menjadi dakwah. Kaya dengan pola hidup sederhana tentunya jauh lebih menentramkan. Pembaca sekalian, ada yang jauh lebih baik dari dunia, ada yang lebih membahagiakan daripada dunia.
Mudah-mudahan kesempatan yang masih ada ini bisa terus kita optimalkan, Insya Allah ini adalah bekal terbaik dalam menjalani kehidupan, bekal terbaik untuk menghapi syakaratul maut dan bekal terbaik untuk memasuki alam kubur kelak. Bekal terbaik untuk mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat, mendapatkan surga Allah SWT. Insya Allah. Amin.
Komentar