Rifki Kusmana:
Assalamualaikum, Nama saya Rifki Kusmana, Cucu dari Bapak Dede dan Ibu Lies Kusmana, saya ingin mewawancarai Kakak.
Moh. Ihsan Sibgotuloh:
Wa’alaikumsalamm Warahmatullahi Wabarakatuh Masyallah, salam kenal dek. Sudah pangling sekali sekarang, zaman kakak nyantri dulu masih kecil.
Silahkan kalau mau diskusi. Tema diskusinya apa tuh?
Rifki Kusmana:
Temanya tentang Prestasi kakak saat di MDF dan prestasi kakak sekarang, juga dapat tambah tentang hal-hal seperti kegiatan sehari-hari di MDF. Mungkin Kakak dapat tambah apa rencana kakak di masa depan.
Moh. Ihsan Sibgotuloh:
Wahhh seru kayaknya sih. Kalau sharing cerita selama di MDF. 😊
Tapi untuk prestasi sebetulnya belum apa-apa. Mungkin nanti lebih mengobrol santai biasa aja.
Rifki Kusmana:
Oke deh, ayo kita mulai, Jadi, apa hal-hal yang Kakak lakukan saat di MDF?
Moh. Ihsan Sibgotuloh:
MDF bagi kakak sampai sekarang adalah rumah kedua.
4 tahun di MDF banyak sekali yang kakak dapat. Menghafal Qur’an, belajar bahasa arab, hadiths, fiqih. Tak hanya pelajaran tentunya kaka juga dapat Pengalaman, adab, proses mandiri, belajar disiplin, belajar hidup sehat dan bersih dan banyak lagi yang lainnya.
Rifki Kusmana:
Saat empat tahun Kakak di MDF, Apa yang Kakak paling sukai saatnya?
Moh. Ihsan Sibgotuloh:
Kakak suka di MDF karena:
Pertama lingkungannya enak, sejuk, kondusif untuk belajar dan menghafal Al-Qur’an.
Kedua pengajarnya (ustdz/ustdzahnya), semua pegawai sangat ramah, terasa sekali nuansa kekeluargaan-ya. Mungkin karena saat itu kakak angkatan pertama. Jadi santri belum banyak seperti sekarang.
Ketiga, kakak suka sekali dengar motivasi, nasihat dan suntikan semangat dari kakek-nya dek Rifki. Sampai sekarang yang menjadi inspirasi kakak untuk maju terus, untuk melanjutkan sekolah setinggi-tinggi-nya adalah kakek. Biasa kami sebagai santri panggilnya pak dokter.
Jujur dek, kakak itu anak pertama dari lima bersaudara. Bapak kakak petani, ibu sebagai ibu rumah tangga. Secara ekonomi dan pendidikan keluarga kakak bisa dibilang kelas menengah ke bawah.
Dari situ kakak punya keinginan merubah kondisi keluarga. Kakak rasa itu harus dimulai dari pendidikan. Untuk sekolah saja orangtua kakak cuma bisa sekolahan sampai SD. Kakak usahakan cari beasiswa supaya orangtua tidak bayar SPP.
Alhamdulillah berkah dari menghafal Qur’an. Kakak bisa lulus kuliah sebagai sarjana, dan sekarang bisa kerja.
Rifki Kusmana:
Alhamduliah berkah Allah dapat membuahi kerja untuk Kakak, saya mempunyai 2 pertanyaan, Apa kerja Kakak sekarang dan Apa motivasi dan harapan Kakak untuk kedepan?
Moh. Ihsan Sibgotuloh:
Amiinn.
Posisi kakak sekarang masih sarjana teknik sipil (umum).
Pekerjaan kakak sebagai konsultan perencana dan pengawas.
Untuk jadi insinyur harus sekolah profesi lagi. Ibaratkan sarjana kedokteran (S. Ked) harus koas untuk dapat gelar (dr).
Kedepan cita-cita kakak mau lanjut sekolah, mau punya perusahaan sendiri.
Kakak mau jadi insinyur sekaligus hafidz Qur’an yg mutqin. Punya sanad sampai rasulullah.
Rifki Kusmana:
Saran apa supaya MDF lebih diminati, sebab sekarang banyak saingan?
Moh. Ihsan Sibgotuloh:
Pertama, pengelolaan media sosial (FB, Instagram, TikTok, YouTube) harus lebih gencar dan millennial. Harus ada tim khusus mengelola medsos sebagai wadah untuk promosi dengan bahasa yang millennial/kekinian. Contoh kayak pengelolaan medsosnya NGO-NGO zakat (dt peduli, dompet dhuafa, act, rumah zakat, dll) cuma konten-nya tentang pesantren. Karena jarang sekali orang mau buka website, tapi banyak orang kuat berjam² buka medsos.
Kedua, ada skill tambahan untuk santri sebagai nilai plus yang hanya didapat di MDF. Contoh (Hafal Qur’an+ Jago coding), (Hafal Qur’an + Jago desain grafis), (Hafal Qur’an + Jago Atlet, dll).
Ketiga, Prospek kedepan agar menguasai teknologi. Membuka sekolah formal yang jurusan-nya berbasis teknologi, atau ada kelas khusus science teknologi, semacam peminatan sesuai dengan yang santri pilih.
Akhirnya, MDF sebaiknya mengadakan lomba-lomba. Mengundang dari sekolah tingkat SD (untuk merekrut siswa baru SMP) mengundang sekolah SMP (untuk merekrut siswa SMA). Lomba dilaksanakan di-pesantren sebagai ajang promosi dan memikat siswa.
Rifki Kusmana:
Ada tambahan yang kakak ingin kasih tidak? Buat pembaca-pembaca dan orang-orang di MDF
Moh. Ihsan Sibgotuloh:
Intinya yg ingin kakak sampaikan, kaka bersyukur bisa nyantri di MDF, bisa mengenal pak dokter, ibu dokter, adek dan keluarga besar lainnya.
Pada umumnya di masyarakat santri setelah lulus dari pesantren itu menjadi ustadz.
Kakak merasa di MDF itu santri disiapkan untuk menyebar, mengisi berbagai profesi dan setiap lini kehidupan. Dengan bekal yang sama. Yaitu Al-Qur’an di dada² para alumni-Nya.
Semoga adek, kakek, nenek, semua keluarga besar. Para asatidz, santri/wati MDF selalu dalam lindungan dan keberkahan Allah SWT. Dan kita bisa kembali menjadi keluarga besar di surga-Nya kelak. Amiin 🤲🏻😊😇
Komentar