
Aep Saepudin, S.Pd., M.Pd., Al Hafizh
Guru Tahfidz Al Quran PTQ MD Fathahillah Ciamis
Universitas Islam Darussalam (UID) Ciamis
Email: aepsaepudinsyahida@gmail.com
Abstract
Memorizing the Al-Qur’an is a real action to maintain the authenticity of the Al-Qur’an, so an appropriate strategy is needed so that educational institutions that develop Al-Qur’an memorization education can achieve success and success. Researchers want to know how the strategy for learning tahfidz Al-Qur’an can improve the quality of memorization at SMPIT Muhammad Danu Fathahillah. The aim of this research is to find out the strategies used to improve the quality of memorization. This research uses a qualitative approach with descriptive methods. Data was collected through observation, interviews and documentation. Test the validity of the data using a credibility test in the form of triangulation of sources and techniques. Data was analyzed through three main steps, namely data condensation, data presentation and conclusion drawing. The research results show that the strategy for learning tahfidz Al-Qur’an in improving the quality of students’ memorization is by using the bin nazhar, tahfidz, talaqqi, takrir and tasmi’ methods. Apart from using appropriate and relevant methods, we also pay attention to and carry out structured and periodic evaluations, namely weekly evaluations, semester evaluations and final tahfidz evaluations.
Keywords: Learning strategy, tahfidz al-Qur’an, memorization quality
Abstrak
Menghafal Al-Qur’an merupakan suatu tindakan nyata untuk mempertahankan keaslian AlQur’an, maka diperlukan strategi yang tepat supaya lembaga pendidikan yang mengembangkan pendidikan hafalan Al-Qur’an dapat mencapai keberhasilan dan kesuksesan. Peneliti ingin mengetahui bagaimana strategi pembelajaran tahfidz Al-Qur’an dalam meningkatkan kualitas hafalan di SMPIT Muhammad Danu Fathahillah. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi yang digunakan dalam meningkatkan kualitas hafalan tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Uji keabsahan data menggunakan uji kredibilitas berupa triangulasi sumber dan teknik. Data dianalisis melalui tiga langkah utama yaitu kondensasi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi pembelajaran tahfidz Al-Qur’an dalam meningkatkan kualitas hafalan peserta didik adalah dengan menggunakan metode bin nazhar, tahfidz, talaqqi, takrir dan tasmi’. Selain dengan penggunaan metode yang tepat dan relevan juga dengan memperhatikan dan melakukan evaluasi secara terstruktur dan berkala, yaitu evaluasi pekanan, evaluasi semester dan evaluasi akhir tahfidz.
Kata Kunci: Strategi pembelajaran, tahfidz al-Qur’an, kualitas hafalan
PENDAHULUAN
Menghafal Al-Qur’an dan memperbanyak lembaga Al-Quran merupakan suatu usaha diantara sekian usaha yang dapat dilakukan untuk mengembalikan kejayaan umat kepada Al-Qur’an dan sebagai pedoman hidup (Abdur Rauf, 2015). Minat terhadap menghafal Al-Qur’an terus meningkat dan berkembang sehingga menjadikan lembaga pendidikan yang menyelenggarakan program tahfidz AlQur’an juga bermunculan. Banyak para orang tua yang menyekolahkan putra putrinya di lembaga pendidikan tahfidz Al-Qur’an. Namun di sisi lain ada pula penghafal Al-Qur’an yang merasa kesulitan dalam menghafalkan Al-Qur’an. Hal ini disebabkan karena adanya gangguan internal dalam diri maupun gangguan lingkungan. Setiap orang merasakan semangat dan merasakan bahwa sebenarnya mampu untuk menghafalkan Al-Qur’an dengan konsisten. Namun munculnya berbagai bisikan dan gangguan batin membuat seorang penghafal menjadi malas dan semangat semakin menurun dengan berbagai macam alasan.
TahAidz Al-Qur’an adalah program kegiatan untuk menjaga, memelihara dan melestarikan keutuhan Al-Qur’an supaya terhindar dari perubahan baik sebagian atau keseluruhan serta menjaga agar selalu menempel dalam ingatan. Kegiatan tahAidz Al-Qur’an ini merupakan upaya menghafal dengan hafalan yang kuat terhadap lafadz dan maknanya, agar Al-Quran ada dalam hati selamanya sehingga memudahkan untuk diamalkan (Al-Lahim, 2009). TahAidz Al-Qur’an merupakan kegiatan yang dilakukan seseorang dengan tujuan menghafalkan ayat-ayat suci AlQur’an sehingga bisa membacanya di luar kepala. Seorang “al haidz” adalah orang yang sudah hafal keseluruhan ayat Al-Qur’an di luar kepala.
Tantangan yang harus dihadapi para penghafal Al-Qur’an untuk menjadi penghafal Al-Qur’an yang berhasil begitu beragam, mereka memiliki banyak pertimbangan untuk memutuskan menjadi penghafal Al-Qur’an. Salah satu alasannya ialah karena merasa takut apabila tidak dapat menjaga hafalan, mengingat bahwa Al-Qur’an itu cukup tebal dan banyak diperlukan kesungguhan dalam menjaganya agar tetap utuh dan melekat dalam ingatan. Dalam menghafal AlQur’an juga diperlukan waktu yang memadai agar lebih fokus dalam menghafalnya dan tidak terganggu dengan hal lain. Kegiatan sekolah yang terlalu padat menjadi kendala tersendiri bagi pelajar dalam menghafal Al- Qur’an, waktu mereka tersita oleh kegiatan dan tugas dari sekolah, sehingga waktu untuk menghafal menjadi berkurang dan fikiran tidak bisa fokus.
Untuk menanggulangi hambatan dan mengantisipasi adanya kegagalan, maka diperlukan strategi yang tepat supaya lembaga pendidikan yang mengembangkan pendidikan hafalan Al-Qur’an dapat mencapai keberhasilan dan kesuksesan (Hidayah, 2016). Strategi pembelajaran adalah suatu perencanaan pembelajaran yang dirancang agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Strategi pembelajaran yang dirancang dengan berlandaskan pada tujuan pembelajaran, akan membantu calon penghafal Al-Qur’an untuk menyelesaikan hafalan Al-Qur’an sesuai target yang diharapkan.
Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu (SMPIT) Muhammad Danu Fathahillah Ciamis, merupakan lembaga pendidikan menengah di bawah naungan Yayasan Muhammad Danu Fathahillah dengan dengan system mondok (boarding), yang menyelenggarakan program pendidikan selama tiga tahun berdasarkan kurikulum nasional yang diperkaya dengan kurikulum Islami secara terpadu. SMPIT Muhammad Danu Fathahillah memiliki program pendidikan tahfidz Al-Qur’an dalam rangka meningkatkan kecintaan peserta didiknya pada ajaran agama terutama pada Al-Qur’an. Program pendidikan tahfidz Al-Qur’an yang dilaksanakan di SMPIT Muhammad Danu Fathahillah merupakan program unggulan yang sudah berlangsung sejak awal berdirinya sekolah. Dengan adanya program pendidikan tahfidz Al-Qur’an ini diharapkan peserta didik setelah dewasa nanti dapat berpikiran secara cerdas, memiliki daya hafal yang kuat dan dapat mengamalkan isi kandungan Al-Qur’an, maka dengan itu diharapkan pula akan terbentuk generasi yang lebih baik dan berakhlakul karimah.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Sumber data penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu sumber data primer yang terdiri dari mudir Kepala Sekolah, pengampu program tahfidz, dan beberapa siswa siswi. Adapun sumber data sekunder yaitu berupa dokumen-dokumen pendukun seperti pedoman kegiatan pembelajaran, laporan pencapaian hafalan dan absensi kegiatan tahfidz, buku setoran hafalan, maupun beberapa data penunjang lainnya. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu melalui observasi, wawancara dan dokumentasi, teknik uji keabsahan data yaitu melalui triangulasi sumber dan triangulasi teknik, sementara untuk teknik analisis data yang digunakan yaitu kondensasi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Strategi pembelajaran tahfidz Al-Qur’an merupakan langkah-langkah yang ditempuh dalam kegiatan menghafal Al-Qur’an untuk mencapai tujuan pembelajaran tahfidz yang efektif. Sehingga diketahui suatu proses belajar mengajar yang dilakukan itu berhasil atau tidak (Budi & Richana, 2022). Penggunaan strategi dalam menghafal Al-Qur’an sangat diperlukan karena selain untuk memudahkan para penghafal dalam menghafal Al-Qur’an juga agar target dan tujuan dalam menghafal Al-Qur’an dapat tercapai dengan baik.
Dari beberapa strategi yang dapat dilakukan dalam menghafalkan Al-Qur’an diantaranya ialah mendekatkan peserta didik dengan Al-Qur’an, memahami gaya menghafal peserta didik, menciptakan pembelajaran yang inovatif, menggunakan metode dan memilih waktu yang tepat. Untuk mengimplementasikannya diperlukan metode pembelajaran tertentu yang diangap tepat. Adapun metode menghafal Al-Qur’an menurut Sa’dulloh (2008), adalah:
- Binnadhor, yaitu membaca dengan cermat ayat-ayat Al-Qur’an yang akan dihafal dengan melihat mushaf secara berulang-ulang;
- Tahfidz, yaitu menghafalkan sedikit demi sedikit ayat-ayat Al-Qur’an yang telah dibaca berulang-ulang secara Binnadhor;
- Talaqqi, yaitu menyetorkan atau memperdengarkan hafalan kepada seorang guru;
- Takrir, yaitu mengulang hafalan kepada guru tahfidz;
- Tasmi’, yaitu memperdengarkan hafalan kepada orang lain baik kepada perseorangan maupun kepada jamaah.
Metode merupakan suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan pembelajaran, penguasaan dan penggunaan metode sangat diperlukan oleh pendidik, dengan penggunaan metode pembelajaran yang bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Menguasai metode mengajar merupakan sebuah keniscayaan sebab seorang pendidik tidak akan dapat mengajar dengan baik apabila tidak menguasai metode secara tepat (Fathurrohman & Sobry, 2010). Metode pembelajaran tahfidz Al-Qur’an di SMPIT Muhammad Danu Fathahillah dilakukan dengan berbagai variasi metode, hal ini disesuaikan dengan kecenderungan dan kecocokan peserta didiknya terhadap pemakaian metode tersebut, dan diharapakan dengan menggunakan variasi metode dalam menghafal tersebut akan memudahkan peserta didik dalam menghafal Al-Qur’an. Adapun metode yang digunakan tersebut diataranya metode bin nazhar, tahfidz, talaqqi, takrir dan tasmi’. Dari beberapa metode dalam menghafal Al-Qur’an tersebut, peserta didik bisa memilih sesuai dengan kecenderungan masing-masing, kunci utama dalam memilih metode menghafal Al-Qur’an adalah metode tersebut memberikan kenyamanan bagi peserta didik sehingga merasa betah dan nyaman dalam menikmati proses menghafal tersebut.
Adapun metode yang dominan digunakan dalam pembelajaran tahfidz AlQur’an di SMPIT Muhammad Danu Fathahillah ialah metode bin nazhar yaitu dengan membaca ayat-ayat yang akan dihafal secara cermat dan berulang-ulang, dengan jumlah pengulangan bacaan sesuai dengan kebutuhan setiap peserta didik. Selain menggunakan metode bin nazhar, adakalanya menggunakan metode talaqqi, takrir, tasmi’. Dengan adanya variasi metode dalam menghafal Al-Qur’an ini disesuaikan dengan kecenderungan dan kecocokan setiap peserta didik dalam menghafal dan juga supaya tidak terjadi rasa jenuh dan bosan dalam menghafal AlQur’an. Diharapakan dengan menggunakan variasi metode dalam menghafal tersebut akan memudahkan peserta didik dalam menghafal Al-Qur’an dan mempertahankan hafalannya supaya tidah mudah hilang dari ingatan.
Penggunaan metode talaqqi dalam proses pembelajaran tahfidz Al-Qur’an di SMPIT Muhammad Danu Fathahillah, dilakukan secara langsung kepada guru atau pembimbing dengan tahsin tilawah (perbaikan bacaan Al-Qur’an) bagi peserta didik yang bacaan Al-Qur’annya belum lancar dan belum sesuai dengan kaidah (ketentuan) ilmu tajwid (ilmu yang mempelajari cara membaca Al-Qur’an supaya baik dan benar). Peserta didik tersebut terus dibimbing secara intensif sampai bacaan Al-Qur’annya baik dan benar. Adapun bagi peserta didik yang bacaan AlQur’annya sudah standar dalam artian sudah baik dan benar sesuai ketentuan kaidah ilmu tajwid, maka diperbolehkan untuk langsung menghafal dengan cara dibaca berulang-ulang, kemudian apabila sudah hafal maka langsung disetorkan hafalan tersebut kepada guru atau pembimbingnya.
Adapun metode takrir (pengulangan atau muraja’ah), bahwa metode ini digunakan supaya hafalan tetap terjaga dengan baik dan tidak mudah hilang dari ingatan. Dalam pelaksanaan metode takrir pada pembelajaran tahfidz Al-Qur’an di SMPIT Muhammad Danu Fathahillah ini, semua peserta didik diharuskan muraja’ah atau mengulang hafalannya sebanyak 1/4 juz (dua setengan lembar) setiap hari yang disimak langsung oleh guru atau pembimbingnya. Selain itu, peserta didik juga diharuskan muraja’ah sebanyak 1/2 juz setiap hari yang dilakukan dengan saling menyimak antar teman secara berpasangan. Hal ini rutin dilakukan oleh semua peserta didik untuk menjaga dan memantapkan hafalan Al-Qur’an yang sudah dihafal agar tidak mudah lupa dan hilang dari ingatan. Selain itu juga, peserta didik dianjurkan untuk mengulang hafalan sendiri terutama ketika sedang shalat (ketika shalat sunat terutama qiyamullail), karena dengan membaca ayat-ayat atau surat yang telah dihafal ketika shalat secara rutin sangat efektif dalam memperkuat dan mematangkan hafalan.
Metode tasmi’ yang dilakukan di SMPIT Muhammad Danu Fathahillah yaitu memperdengarkan hafalan kepada orang lain baik kepada perseorangan maupun kepada jamaah, hal ini dilakukan rutin setiap pekan dan setiap bulan atau dengan kata laian tasmi’ program pekanan dan bulanan. Tasmi’ pekanan dilaksanakan setiap hari sabtu oleh setiap santri secara bergiliran perkelompok dengan membaca kembali seluruh hafalan yang dihafal selama 1 pekan itu. Adapun tasmi’ bulanan dilaksanakan setiap akhir bulan yang diikuti oleh seluruh peserta didik secara bergiliran (terjadwal). Pada tasmi’ bulanan ini, juz yang dibaca lebih banyak karena setiap peserta didik membaca kembali hafalannya dihadapan orang lain sekitar ½ sampai 1 juz. Hal ini dilakukan selain untuk memperkuat hafalan, juga untuk melatih peserta didik supaya mempunyai keberanian untuk terbiasa tampil di depan banyak orang.
Strategi pembelajaran tahfidz Al-Qur’an dalam meningkatkan kualitas hafalan selain dengan penggunaan metode yang tepat dan relevan juga dengan memperhatikan dan melakukan evaluasi dalam pembelajaran tahfidz secara terstruktur dan berkala. Evaluasi pembelajaran merupakan alat indikator untuk menilai pencapaian-pencapaian tujuan-tujuan yang telah ditentukan serta menilai proses pelaksanaan pembelajaran secara keseluruhan. Evaluasi bukan hanya sekedar menilai suatu aktivitas secara spontan dan insidental, melainkan merupakan kegiatan untuk menilai sesuatu secara terencana, sistematik, dan terarah berdasarkan tujuan yang jelas (Rusman, 2013). Evaluasi pembelajaran tahfidz Al-Qur’an yang dilaksanakan di SMPIT Muhammad Danu Fathahillah, merupakan evaluasi yang terencana dengan jelas, yaitu dengan adanya evaluasi pekanan, evaluasi semester dan evaluasi akhir tahfidz. Semua ini dilakukan untuk mengetahui dan mengukur kompetensi (kemampuan) peserta didik dalam pencapaian tahfidz Al-Qur’an. Hasil evaluasi ini digunakan sebagai bahan untuk memperbaiki proses pembelajaran serta mengadakan program perbaikan bagi peserta didik dalam pembelajaran tahfidz Al-Qur’an di SMPIT Muhammad Danu Fathahillah.
Evaluasi pembelajaran dalam tahfidz Al-Qur’an di SMPIT Muhammad Danu Fathahillah, dengan evaluasi yang sudah direncanakan, yaitu evaluasi pekanan, evaluasi semester dan evaluasi akhir tahfidz. Evaluasi pekanan ini dilakukan setiap akhir pekan pada pembelajaran tahfidz Al-Qur’an dan biasanya dilaksanakan pada hari sabtu. Setiap peserta didik diharuskan untuk meyetorkan kembali hafalan yang sudah disetorkan setiap hari, setoran hafalan pekanan ini yaitu dengan menggabungkan hafalan harian dan disetorkan langsung dihadapan pendidik/pembimbing tahfidz. Tujuan evaluasi pekanan ini, supaya peserta didik terbiasa dan mampu untuk menyetorkan hafalan secara keseluruhan sesuai dengan target pekanan yaitu satu halaman. Dengan adanya evaluasi pekanan ini diharapkan hafalan peserta didik semakin lancar dan terjaga, sehingga apabila evaluasi pekanan ini rutin dilaksanakan maka akan memberikan dampak yang baik bagi kelancaran dan perkembangan hafalan peserta didik.
Evaluasi semester dilakukan dan disesuaikan dengan jadwal Penilaian Akhir Semester (PAS) yang menjadi program rutin kurikulum pendidikan Nasional. Dalam evaluasi semester ini, setiap peserta didik diharuskan menyetorkan kembali seluruh hafalan yang sudah dihafal sesuai dengan target semester yaitu satu juz. Setoran satu juz ini dilakukan langsung dihadapan pendidik/pembimbing tahfidz dalam satu waktu dan harus selesai. Selain diharuskan untuk menyetorkan kembali seluruh hafalan yang sudah dihafal satu juz, peserta didikpun diberikan beberapa pertanyaan lisan secara acak, yaitu menjawab atau meneruskan ayat yang dibacakan oleh pendidik, pertanyaan acak tersebut berkisar antara 3 sampai dengan 5 pertanyaan. Dengan adanya evaluasi semester ini, diharapakan hafalan peserta didik semakin lancar dan semakin siap untuk menghafal juz selanjutnya.
Adapun evaluasi akhir tahfidz ini dilakukan pada akhir tahun ajaran peserta didik kelas IX yang akan mengakhiri masa pendidikan di SMPIT Muhammad Danu Fathahillah. Pada evaluasi akhir tahfidz, peserta didik diharuskan menyetorkan ulang minimal 3 juz hafalannya yang diperdengarkan atau disimak dihadapan orang lain, baik perorangan ataupun dihadapan orang banyak. Adapun yang sudah berjalan, sebagian peserta didik memilih untuk memperdengarkan hafalannya dihadapan pembimbing dan teman-temannya. Tujuan dari diadakannya evaluasi akhir tahfidz ini, selain untuk memperkuat kelancaran hafalan peserta didik, evaluasi akhir tahfidz ini juga dimaksudkan untuk melatih keberanian peserta didik memperdengarkan hafalannya dihadapan banyak orang.
SIMPULAN
Strategi pembelajaran tahfidz Al-Qur’an dalam meningkatkan kualitas hafalan peserta didik adalah dengan menggunakan metode bin nazhar, tahfidz, talaqqi, takrir dan tasmi’. Dari beberapa metode dalam menghafal Al-Qur’an tersebut, peserta didik bisa memilih sesuai dengan kecenderungan masing-masing, kunci utama dalam memilih metode menghafal Al-Qur’an adalah metode tersebut memberikan kenyamanan bagi peserta didik sehingga merasa betah dan nyaman dalam menikmati proses menghafal tersebut.
Selain dengan penggunaan metode yang tepat dan relevan juga dengan memperhatikan dan melakukan evaluasi secara terstruktur dan berkala. Evaluasi pembelajaran tahfidz Al-Qur’an yang dilaksanakan di SMPIT Muhammad Danu Fathahillah, merupakan evaluasi yang terencana dengan jelas, yaitu dengan adanya evaluasi pekanan, evaluasi semester dan evaluasi akhir tahfidz. Semua ini dilakukan untuk mengetahui dan mengukur kompetensi (kemampuan) peserta didik dalam pencapaian tahfidz Al-Qur’an. Hasil evaluasi ini digunakan sebagai bahan untuk memperbaiki proses pembelajaran serta mengadakan program perbaikan bagi peserta didik dalam pembelajaran tahfidz Al-Qur’an.
DAFTAR PUSTAKA
Abdur Rauf, A. A. (2015). Kiat Sukses Menjadi Hafidz Al-Qur’an Da’iyah. Markaz AlQur’an.
Al-Lahim, K. B. A. K. (2009). Mengapa Saya Menghafal Al-Qur’an. Bumi Aksara.
Budi, M. H. S., & Richana, S. A. (2022). Manajemen Strategi Pembelajaran Tahfidz AlQur’an dalam Meningkatkan Kualitas Hafalan Santri di Pesantren. DIRASAH,
5(1). https://ejournal.iaifa.ac.id/index.php/dirasah
Fathurrohman, P., & Sobry, S. (2010). Strategi Belajar Mengajar. Refika Adita.
Hidayah, N. (2016). Strategi Pembelajaran Tahfidz Al-Qur’an di Lembaga Pendidikan. TA’ALLUM, Vol. 04, No. 01.
Rusman. (2013). Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer (Mengembangkan Profesionalisme Pendidik Abad 21). Alfabeta.
Sa’dulloh. (2008). 9 Cara Cepat Menghafal Al-Qur’an. Gema Insani.
https://riset-iaid.net/index.php/jpm/article/view/1604
Komentar